rabbus-samâwâti wal-ardli wa mâ bainahumâ wa rabbul-masyâriqTuhan langit dan bumi dan apa yang berada di antara keduanya dan Tuhan tempat-tempat terbitnya matahari.
innâ zayyannas-samâ'ad-dun-yâ bizînatinil-kawâkibSesungguhnya Kami telah menghiasi langit dunia (yang terdekat) dengan hiasan (berupa) bintang-bintang.
وَحِفْظًا مِّنْ كُلِّ شَيْطٰنٍ مَّارِدٍۚ ٧
wa ḫifdham ming kulli syaithânim mârid(Kami telah menjaganya dengan) penjagaan yang sempurna dari setiap setan yang durhaka.
lâ yassamma‘ûna ilal-mala'il-a‘lâ wa yuqdzafûna ming kulli jânibMereka (setan-setan) tidak dapat mendengar (percakapan) para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru
دُحُوْرًا وَّلَهُمْ عَذَابٌ وَّاصِبٌ ٩
duḫûraw wa lahum ‘adzâbuw wâshibuntuk mengusir mereka. Bagi mereka azab yang kekal (di akhirat),
illâ man khathifal-khathfata fa atba‘ahû syihâbun tsâqibkecuali (setan) yang menyambar pembicaraan dengan sekali sambar; maka ia dikejar oleh bintang yang menyala.
fastaftihim a hum asyaddu khalqan am man khalaqnâ, innâ khalaqnâhum min thînil lâzibMaka, tanyakanlah kepada mereka (musyrik Makkah), “Apakah mereka (manusia) lebih sulit penciptaannya ataukah selainnya (langit, bumi, dan lainnya) yang telah Kami ciptakan?” Sesungguhnya Kami telah menciptakan (bapak) mereka (Adam) dari tanah liat.
بَلْ عَجِبْتَ وَيَسْخَرُوْنَۖ ١٢
bal ‘ajibta wa yaskharûnBahkan, engkau (Nabi Muhammad) menjadi heran (terhadap keingkaran mereka) dan mereka selalu menghinamu.
وَاِذَا ذُكِّرُوْا لَا يَذْكُرُوْنَۖ ١٣
wa idzâ dzukkirû lâ yadzkurûnApabila diberi peringatan, mereka tidak mengingat (mengindahkannya).
وَاِذَا رَاَوْا اٰيَةً يَّسْتَسْخِرُوْنَۖ ١٤
wa idzâ ra'au âyatay yastaskhirûnApabila melihat suatu tanda (kebesaran Allah atau kebenaran Nabi Muhammad), mereka sangat menghina.
a idzâ mitnâ wa kunnâ turâbaw wa ‘idhâman a innâ lamab‘ûtsûnApabila kami telah mati, (lalu) menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah kami benar-benar akan dibangkitkan?
اَوَاٰبَاۤؤُنَا الْاَوَّلُوْنَۗ ١٧
a wa âbâ'unal-awwalûnApakah nenek moyang kami yang terdahulu (akan dibangkitkan pula)?”
قُلْ نَعَمْ وَاَنْتُمْ دٰخِرُوْنَۚ ١٨
qul na‘am wa antum dâkhirûnKatakanlah (Nabi Muhammad), “Ya (kamu akan dibangkitkan) dan kamu akan terhina.”
fa innamâ hiya zajratuw wâḫidatun fa idzâ hum yandhurûnSesungguhnya kebangkitan itu hanya dengan satu teriakan (tiupan sangkakala kedua). Maka, seketika itu mereka (bangun dari kematiannya) melihat (apa yang terjadi).
وَقَالُوْا يٰوَيْلَنَا هٰذَا يَوْمُ الدِّيْنِ ٢٠
wa qâlû yâ wailanâ hâdzâ yaumud-dînMereka berkata, “Alangkah celaka kami! (Kiranya) inilah hari Pembalasan itu.”
uḫsyurulladzîna dhalamû wa azwâjahum wa mâ kânû ya‘budûn(Lalu, diperintahkan kepada para malaikat,) “Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka dan apa yang dahulu mereka sembah
qâlû innakum kuntum ta'tûnanâ ‘anil-yamîn(Pengikut) mereka berkata (kepada pemimpinnya), “Sesungguhnya kamulah yang dahulu selalu mendatangi kami dari arah kanan (untuk menghalangi kami dari kebajikan).”
قَالُوْا بَلْ لَّمْ تَكُوْنُوْا مُؤْمِنِيْنَۚ ٢٩
qâlû bal lam takûnû mu'minîn(Pemimpin) mereka menjawab, “(Tidak,) bahkan kamulah yang tidak (mau) menjadi orang mukmin.
wa mâ kâna lanâ ‘alaikum min sulthân, bal kuntum qauman thâghîn(Sebenarnya,) kami sedikit pun tidak berkuasa terhadapmu (untuk menghalang-halangimu), bahkan kamulah kaum yang melampaui batas.
innahum kânû idzâ qîla lahum lâ ilâha illallâhu yastakbirûnSesungguhnya dahulu apabila dikatakan kepada mereka, “Lā ilāha illallāh” (Tidak ada Tuhan yang wajib disembah selain Allah), mereka menyombongkan diri.
a idzâ mitnâ wa kunnâ turâbaw wa ‘idhâman a innâ lamadînûnApabila kami telah mati (lalu) menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah kami benar-benar (akan dibangkitkan untuk) diberi balasan?’”
قَالَ هَلْ اَنْتُمْ مُّطَّلِعُوْنَ ٥٤
qâla hal antum muththali‘ûnDia berkata, “Maukah kamu menengok (temanku itu)?”
فَاطَّلَعَ فَرَاٰهُ فِيْ سَوَاۤءِ الْجَحِيْمِ ٥٥
faththala‘a fa ra'âhu fî sawâ'il-jaḫîmMaka, dia menengoknya. Lalu, dia melihat (teman)-nya itu di tengah-tengah (neraka) Jahim.
قَالَ تَاللّٰهِ اِنْ كِدْتَّ لَتُرْدِيْنِۙ ٥٦
qâla tallâhi ing kitta laturdînDia berkata, “Demi Allah, engkau hampir saja mencelakakanku.
fa innahum la'âkilûna min-hâ famâli'ûna min-hal buthûnSesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian darinya (buah pohon itu) dan mereka memenuhi perutnya dengan buahnya (zaqum).
fa râgha ilâ âlihatihim fa qâla alâ ta'kulûnKemudian, dia langsung menuju ke berhala-berhala mereka (secara diam-diam), lalu berkata, “Mengapa kamu tidak makan?
مَا لَكُمْ لَا تَنْطِقُوْنَ ٩٢
mâ lakum lâ tanthiqûnMengapa kamu tidak menjawab?”
فَرَاغَ عَلَيْهِمْ ضَرْبًا ۢ بِالْيَمِيْنِ ٩٣
fa râgha ‘alaihim dlarbam bil-yamînDia lalu menghadap ke (berhala-berhala) itu sambil memukul dengan tangan kanan(-nya).
فَاَقْبَلُوْٓا اِلَيْهِ يَزِفُّوْنَ ٩٤
fa aqbalû ilaihi yaziffûnKemudian, mereka (kaumnya) datang bergegas kepadanya.
قَالَ اَتَعْبُدُوْنَ مَا تَنْحِتُوْنَۙ ٩٥
qâla a ta‘budûna mâ tan-ḫitûnDia (Ibrahim) berkata, “Apakah kamu menyembah patung-patung yang kamu pahat itu?
وَاللّٰهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُوْنَ ٩٦
wallâhu khalaqakum wa mâ ta‘malûnPadahal Allahlah yang menciptakanmu dan apa yang kamu perbuat itu.”
qâlubnû lahû bun-yânan fa alqûhu fil-jaḫîmMereka berkata, “Buatlah bangunan (perapian) untuk (membakar)-nya, lalu lemparkan dia ke dalam api yang menyala-nyala itu.”
fa arâdû bihî kaidan fa ja‘alnâhumul-asfalînMereka bermaksud memperdayainya, (namun Allah menyelamatkannya), lalu Kami menjadikan mereka orang-orang yang hina.
fa lammâ balagha ma‘ahus-sa‘ya qâla yâ bunayya innî arâ fil-manâmi annî adzbaḫuka fandhur mâdzâ tarâ, qâla yâ abatif‘al mâ tu'maru satajidunî in syâ'allâhu minash-shâbirînKetika anak itu sampai pada (umur) ia sanggup bekerja bersamanya, ia (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu?” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu! Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar.”
فَلَمَّآ اَسْلَمَا وَتَلَّهٗ لِلْجَبِيْنِۚ ١٠٣
fa lammâ aslamâ wa tallahû lil-jabînKetika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) meletakkan pelipis anaknya di atas gundukan (untuk melaksanakan perintah Allah),
وَنَادَيْنٰهُ اَنْ يّٰٓاِبْرٰهِيْمُۙ ١٠٤
wa nâdainâhu ay yâ ibrâhîmKami memanggil dia, “Wahai Ibrahim,
qad shaddaqtar-ru'yâ, innâ kadzâlika najzil-muḫsinînsungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu.” Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kebaikan.
اِنَّ هٰذَا لَهُوَ الْبَلٰۤؤُا الْمُبِيْنُ ١٠٦
inna hâdzâ lahuwal-balâ'ul mubînSesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.
وَفَدَيْنٰهُ بِذِبْحٍ عَظِيْمٍ ١٠٧
wa fadainâhu bidzib-ḫin ‘adhîmKami menebusnya dengan seekor (hewan) sembelihan yang besar.
وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِى الْاٰخِرِيْنَۖ ١٠٨
wa taraknâ ‘alaihi fil-âkhirînKami mengabadikan untuknya (pujian) pada orang-orang yang datang kemudian,
سَلٰمٌ عَلٰٓى اِبْرٰهِيْمَ ١٠٩
salâmun ‘alâ ibrâhîm“Salam sejahtera atas Ibrahim.”
كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ ١١٠
kadzâlika najzil-muḫsinînDemikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kebaikan.
اِنَّهٗ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِيْنَ ١١١
innahû min ‘ibâdinal-mu'minînSesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang mukmin.
wa basysyarnâhu bi'is-ḫâqa nabiyyam minash-shâliḫînKami telah memberinya kabar gembira tentang (akan dilahirkannya) Ishaq, seorang nabi yang termasuk orang-orang saleh.
wa bâraknâ ‘alaihi wa ‘alâ is-ḫâq, wa min dzurriyyatihimâ muḫsinuw wa dhâlimul linafsihî mubînKami melimpahkan keberkahan kepadanya dan Ishaq. Sebagian keturunan keduanya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang terang-terangan berbuat zalim terhadap dirinya sendiri.
وَلَقَدْ مَنَنَّا عَلٰى مُوْسٰى وَهٰرُوْنَۚ ١١٤
wa laqad manannâ ‘alâ mûsâ wa hârûnSungguh, Kami benar-benar telah melimpahkan nikmat kepada Musa dan Harun.
wa innakum latamurrûna ‘alaihim mushbiḫînSesungguhnya kamu (penduduk Makkah) benar-benar akan melintasi (bekas-bekas kehancuran) mereka pada waktu pagi
وَبِالَّيْلِۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَࣖ ١٣٨
wa bil-laîl, a fa lâ ta‘qilûndan waktu malam. Mengapa kamu tidak mengerti?
وَاِنَّ يُوْنُسَ لَمِنَ الْمُرْسَلِيْنَۗ ١٣٩
wa inna yûnusa laminal-mursalînSesungguhnya Yunus benar-benar termasuk para rasul.
اِذْ اَبَقَ اِلَى الْفُلْكِ الْمَشْحُوْنِۙ ١٤٠
idz abaqa ilal-fulkil-masy-ḫûn(Ingatlah) ketika dia berlari ke kapal yang penuh muatan,
فَسَاهَمَ فَكَانَ مِنَ الْمُدْحَضِيْنَۚ ١٤١
fa sâhama fa kâna minal-mud-ḫadlînkemudian dia ikut diundi, maka dia termasuk orang-orang yang kalah (dalam undian).
فَالْتَقَمَهُ الْحُوْتُ وَهُوَ مُلِيْمٌ ١٤٢
faltaqamahul-ḫûtu wa huwa mulîmDia kemudian ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela.
fastaftihim a lirabbikal-banâtu wa lahumul-banûn(Wahai Nabi Muhammad), tanyalah mereka (orang-orang kafir Makkah), “Apakah untuk Tuhanmu anak-anak perempuan, sedangkan untuk mereka anak-anak laki-laki
wa ja‘alû bainahû wa bainal-jinnati nasabâ, wa laqad ‘alimatil-jinnatu innahum lamuḫdlarûnMereka menjadikan (hubungan) nasab antara Dia dan jin. Sungguh, jin benar-benar telah mengetahui bahwa mereka (kaum musyrik) pasti akan diseret (ke neraka),
سُبْحٰنَ اللّٰهِ عَمَّا يَصِفُوْنَۙ ١٥٩
sub-ḫanallâhi ‘ammâ yashifûnMahasuci Allah dari apa yang mereka sifatkan,
اِلَّا عِبَادَ اللّٰهِ الْمُخْلَصِيْنَ ١٦٠
illâ ‘ibâdallâhil-mukhlashînkecuali hamba-hamba Allah yang terpilih (karena keikhlasannya).
فَاِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُوْنَۙ ١٦١
fa innakum wa mâ ta‘budûnMaka, sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah itu
مَآ اَنْتُمْ عَلَيْهِ بِفٰتِنِيْنَۙ ١٦٢
mâ antum ‘alaihi bifâtinîntidak akan dapat menyesatkan (seseorang) terhadap Allah,
اِلَّا مَنْ هُوَ صَالِ الْجَحِيْمِ ١٦٣
illâ man huwa shâlil-jaḫîmkecuali orang yang akan masuk ke (neraka) Jahim.
lau anna ‘indanâ dzikram minal-awwalîn“Seandainya di sisi kami ada sebuah kitab dari (kitab-kitab yang diturunkan) kepada orang-orang terdahulu,
لَكُنَّا عِبَادَ اللّٰهِ الْمُخْلَصِيْنَ ١٦٩
lakunnâ ‘ibâdallâhil-mukhlashînniscaya kami akan menjadi hamba-hamba Allah yang terpilih.
فَكَفَرُوْا بِهٖۚ فَسَوْفَ يَعْلَمُوْنَ ١٧٠
fa kafarû bih, fa saufa ya‘lamûnAkan tetapi, ternyata mereka mengingkarinya (Al-Qur’an). Maka, kelak mereka akan mengetahui (akibat keingkarannya itu).
fa idzâ nazala bisâḫatihim fa sâ'a shabâḫul-mundzarînApabila turun (siksaan itu) di halaman mereka, sangat buruklah pagi hari bagi orang-orang yang diperingatkan itu.
وَتَوَلَّ عَنْهُمْ حَتّٰى حِيْنٍۙ ١٧٨
wa tawalla ‘an-hum ḫattâ ḫînBerpalinglah engkau (Nabi Muhammad) dari mereka sampai waktu tertentu.
وَّاَبْصِرْۗ فَسَوْفَ يُبْصِرُوْنَ ١٧٩
wa abshir, fa saufa yubshirûnLihatlah (mereka)! Maka, kelak mereka akan melihat (azab itu).